09

May 2016

Penemu Snapchat, Evan Spiegel

Ingin tahu lebih tentang produk/layanan kami?
Klik disini

  
Siapa Evan Spiegel? Ternyata dia bukanlah anak muda biasa. Terlahir dari keluarga berada, putra tertua dari pasangan pengacara. Lahir di tahun 1990 merupakan putra dari pasangan Melissa, lulusan Harvard, yang bekerja sebagai pengacara pajak yang kemudian berhenti. Ayahnya bernama John W. Spiegel belajar di fakultas ekonomi di Stanford dan juga lulusan hukum dari Yale. Kehidupan Evan bisa dibilang lebih lah dari berkecukupan di masa kecilnya.
 
Semua kenyamanan itu sudah berubah drastis ketika April 2007. Kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Peceraian nampaknya mengguncang jiwa Evan. Memilih hidup antara ayah atau ibu. Jiwa seorang venture- capitalist ada dalam dirinya. Ia memilih hidup bersama keduanya, lebih banyak ke ayahnya. Dia mendapatkan satu kamar istimewa dari rumah baru milik ayahnya. Disisi lain, dia masih bisa mendapatkan kasih sayang dari ibunya juga.

Bekerja mandiri

Meski hidup berkecukupan, tak berarti Evan tak bisa bekerja. Satu pekerjaan pertama kali tercatat datang dari seorang teman. Tanpa berpikir panjang, ia bekerja menjadi Marketing Internship di perusahaan Red Bull. Memang Evan terobsesi dengan minuman energi. Muda dan punya banyak uang, kemampuannya dalam karir memang menonjol, semenonjol kebiasaan berpestanya. Dalam penjelasannya ibunya, pada Oktober 2007, ada 300 orang remaja tercatat ikut dalam sebuah pesta.
 
Sebuah pengalaman berkesan baginya ketika berumur 15 tahun. Dia pernah bekerja di sebuah koran sekolah yang bernama Crossfire, bagian dari Crossroad Newspaper. Ia akan berkeliling ke bisnis-bisnis lokal dan mulai menawarkan iklan. Kala itu masuk ke kelas jurnalis ini, jika berbicara tentang menjual iklan, maka Evan lah paling tinggi di bagian menjual iklan. Evan disebut sebagai paling punya tujuan mencapai angka penjualan.
 
Memilih masuk Stanford merupakan pilihan terbaik. Disana, tahun 2007, merupakan tempat terbaik untuk mencari miliarder selanjutnya. Khususnya untuk jurusan pemrograman tentunya. Jika pada umumnya orang akan menilai seorang program desainer adalah orang jenius dalam dunia teknologi. Menguasai kemampuan untuk membuat software. Nyatanya, kode memang sangat esential, tapi yang terpenting dalam kuliahnya adalah soal bertanggung jawab atas pengalaman pengguna.

Sejarah Snapchat

Sebagai mahasiswa kehidupan sosial Evan berkembang pesat. Berkat kerabat dia bertemu dengan sosok bernama Peter Wendell, pendiri Sierra Ventures, yang membantunya lulus lebih awal. Bukan lulus dari apa yang dipelajarinya di kampus tapi tentang entrepreneurship alias kewirausahaan. Ini termasuk mulai dekatnya dia dengan dunia venture capitalist. Evan bisa duduk bersama orang- orang besar, seperti Eric Schmidt CEO Google, dan Chad Hurley salah satu penemu YouTube.

Cook sendiri tertarik dengan sosok Evan Spiegel. Kapan Snapchat ditemukan, dalam artikel, disimpulkan idenya hadir ketika ia mengikuti sebuah perkumpulan. Sebuah organisasi bernama persaudaraan bernama Kappa Sigma. Dia menduduki peran penting dalam persaudaraan tersebut. Suatu ketika, di musim gugur di tahun 2010, ketika mereka mengadakan pesta besar yang kacau. Dia tengah bersama seorang kawan lama bernama Frank Reginald Brown II, yang juga anggota Kappa.

Persaudaraan mengalami masalah karena pesta; tidak ada pesta. Itulah kesimpulan akhir dari administrator kampus. Evan dan Brown cuma sibuk tinggal di asramanya saja. Pada musim Semi 2010, tak ada pesta, ia dan Brown cuma sibuk di Kimbal Hall. Disana pula ide tentang Snapchat muncul. Moto dari Kappa Sigma adalah "brothers in heart throughout life". Mengutamakan persaudaraan dalam hidup itulah ide dibalik si Snapchat.

Sayangnya, seperti film The Social Network selalu ada masalah menyangkut persaudaraan. Jika di film itu yang pecah perkawanan karena organisasi adalah Mark Zuckerberg dan Eduardo Severin; kamu pasti sadar siapa di Snapchat. Ide awalnya adalah Brown membawa ide itu untuk Evan. Kemudian ia mempekerjakan seseorang bernama Bobby Murphy, penemu FutureFeshmen.com. Dia akan membantu dibagian mengkode. Ketiganya menjadi satu tim membangun sebuah aplikasi. Musim panas 2011, mereka bersama tinggal di perumahan bernama Toyopa Drive di Pacific Palisades. Awalnya, Snapchat itu bernama Picaboo, diluncurkan pada bulan April 2011.

Karena Brown bukanlah kuliah di komputer. Cuma lulusan Sastra Inggris menjadikannya terbatas dalam hal pengembangan produk. Mudahnya ia cuma mengerjakan hal teknis seperti marketing dan hal patent. Brown mulai berbicara tentang foto. Mereka berdua berbicara tentang foto yang menghilang. Sebetulnya saat itu, Evan bersama Murphy sudahlah mengerjakan aneka startup. Tapi semua startup -nya gagal. Di bisnis startup -nya, Evan bekerja sebagai desainer, sementara Murphy adalah lulusan ilmu komputer asal kampus Bay Area. Ide bisnis startup sudahlah ada sejak SMA hingga kuliah.

Logo Snapchat

Satu bulan mengerjakan Picaboo, Brown diusir, dikeluarkan dari perusahaan yang ia ikut bangun. Dalam surat tuntutannya ke pengadilan. Dia menuntut saham atas Spiegel, Murphy, dan juga investor Snapchat. Brown sendiri mengaku dirinya lah yang mendesain logo. Ia lah yang memberi nama mascot itu dengan nama 'Ghostface Chillah' seperti yang dilaporkan oleh CNet. Yang mana pada logo sekarang Snapchat tak lagi punya logo hantu tersenyum (telah berubah, mungkin efek tuntutan).

Mereka bertiga bekerja sama di rumah Spiegel. Dimana Evan membuat desain layanannya. Murphy lalu mengerjakan kodenya, sementara itu Brown... bekerja sebagai 'pembantu'. Dalam kasusnya ia mengaku berkontribusi akan logonya. Ketiganya lantas bersulang untuk peluncuran. Aplikasi tersebut mulai naik ke atas. "Benda itu telah meroket," sebuah pesan dari Spiegel untuk Brown.

Memastikan dirinya tak akan dikeluarkan, Brown menarus nama Evan Spiegel dibelakang sekali. Jadi urutannya adalah Brown, Murphy, dan Spiegel dalam proseses pembuatan. Surat patent yang sudah dilengkapi tersebut jadi perang antar ketiganya. Brown menolak untuk membagi pengisian surat pengajuan patent. Ketika itu pula, ia kembali ke rumahnya di South Carolina. Dalam suasana yang panas, Brown berbicara dengan keduanya, mereka bertiga saling beragumentasi atas segalanya.

Sebuah pembicaraan telephon tiga arah itu terjadi pada 16 Agustus 2011. Brown meminta saham atas apa yang mereka kerjakan. Dalam testimoni milik Murphy: disebutkan bahwasanya Brown lah yang menuntun talenta Spiegel. Menyebut bahwa dirinya berperan sebagai penggagas atas apa yang mereka kerjakan. Ini cukup membuat Evan kecewa. Ia menyerah meninggalkan Murphy dan Brown berdebat. Akhirnya Brown meminta 30 persen saham atas aplikasi mereka. Muphy menolaknya.

Sepertinya percakapan itu cuma berakhir percakapan. Selepas itu, Evan dan Murphy memutuskan untuk mengubah password server dan akun. Semua hubungan komunikasi dengan Brown diputus total. Tak mau menyerah, Brown mengirimkan email ancaman pengadilan. Dia menyebut meminta 20 persen dan akan lah masuk ke pengedalian jika kurang.

Tanpa perjanjian tertulis Brown mencoba mengambil hak atas perusahaan. David Aronoff, sebagai pihak yang menangani kasus hak cipta, menyanggah permintaan Brown atas ide yang diungkapkan Brown. Ide awal bagi hukum cuma 'potongan' kecil tak berarti untuk pembagian saham. Ketika kamu mengungkap sebuah ide; itu adalah sesuatu yang bebas. Siapa saja bisa menggunakannya dan merubahnya. Karena ide Brown tanpa kontrak maka tak memiliki kekuatan hukum. Setelah Brown dipaksa keluar, Spiegel dan Murphy merubah nama perusahaanya dari Picaboo menjadi yang kita tau sekarang, Snapchat.

Snapchat resmi didownload pada Februari 2012. Waktunya sangat bertepatan dengan munculnya iPhone dengan kamera depan. Sebuah awal bagi pengalaman berbeda untuk berfoto selfi dan kebebasan komunikasi. Pada bulan Februari 2012 -an, Spiegel dan Murphy telah memiliki pengguna 40.000 dan mamanfaatkan dana pribadi kartu kredit untuk membayar untuk server, menurut akun di The New Yorker.

[Source: Biografi Pengusaha. (2015). Biografi Lengkap Evan Spiegel Penemu Snapchat. Diakses dari http://www.pengusaha.us/2015/03/biografi-lengkap-evan-spiegel-pendiri.html]

Tags: web, mobile, developer, application, codelabs, indonesia

Ingin tahu lebih tentang produk/layanan kami?
Klik disini